b.Ketidakstabilan yang ditimbulkan oleh perubahan permintaan
Setiap perekonomian tidak selalu mencapai tingkat kegiatan yang tinggi. Adakalnya ia mengalami resesi dan kemunduran dan adakalanya tenaga kerja dan barang-barang modal hampir sepenuhnyadigunakan (berarti kegiatan ekonomi negara mencapai tingkat kegiatan yang sangat tinggi). Perubahan tingkat kegiatan ekonomi ini akan mempengaruhi permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa, termasuk terhadap hasil-hasil pertanian. Perubahan permintaan yang disebabkan oleh naik turunyya kegiatan ekonomi ini akan menimbulkan perubahan harga. Akan tetapi sifat perubahan harga ini adalah berbeda untuk berbagai jenis barang. Barang-barang pertanian cendrung menngalami perubahan harga yang lebih besar dari pada harga barang-barang industri. Sifat perubahan yang seperti itu disebabkan karena penawaran terhadap barang-barang pertanian, seperti juga dengan permintaannya, yaitu tidak elastis.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan penawaran terhadap barang pertanian bersifat tidak elastis. Yang pertama, barang-barang pertanian dihasilkan secara bermusim. Kita lihat saja sebagai contoh masa menanam padi. Ia selalu dilakukan pada bulan-bulan tertentu dan dari tahun ke tahun kebiasaan ini tidak akan berubah walaupun terjadi perubahan harga yang cukup besar. Kedua, kapasitas memproduksi sektor pertanian cendrung untuk mencapai tingkat yang tinggi dan tidak terpengaruh oleh perubahan permintaan. Petani cendrung untuk secara maksimal menggunakan tanah yang dimilikinya. Pada waktu harga turun mereka akan bekerja giat dan berusaha mencapai produksi yang tinggi agar pendapatan mereka tidak dapat menaikkan produksi karena kapasitas produksi mereka (dalam jangka pendek) telah mencapai tingkat maksimal. Ketiga, beberapa jenis tanaman memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum hasilnya dapat diperoleh. Tanaman seperti ini antara lain tanaman buah-buahan dan bahan-bahan mentah pertanian seperti minyak kelapa sawit dan karet.
Penawaran barang pertanian yang sukar berubah tersebut, yang diikuti pula oleh ketidak elastisan permintaannya, dapat menyebabkan perubahan harga yang sangat besar apabila berlaku perubahan permintaan.
Didalam gambar tersebut dibandingkan akibat perubahan permintaan, terhadap harga barang pertanian dan harga barang industri. Dalam keadaan permintaan dan penawaran barang pertanian, menunjukan permintaan dan penawaran barang industri.Misalkan pada mulanya permintaan dan penawaran terhadap barang pertanian berturut-berturut ditunjukan oleh kurva Dp dan Sp. Sesuai dengan sifat permintaan dan penawaran barang pertanian, yaitu keduanya bersifat tidak elastis, kurva Dp dan Sp adalah tidak elastis. Keseimbangan adalah di Ep dan berarti harga adalah di P dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah Q. Selanjutnya dimisalkan, oleh karena beberapa faktor tertentu, perekonomian mengalami resesi. Kemunduran ekon omi ini menyebabkan permintaan keatas barang pertanian pinda dari Dp menjadi dp. Karena penawaran tidak mengalami perubahan maka keseimbangan yang baru dicapai di titik ep. Dengan demikian, harga barang pertanian telah merosot menjadi P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan menjadi Q1.
Seterusnya perhatikanlah keadaan permintaan dan penawaran terhadap barang industri. Pada mulanya dimisalkan, permintaannya dan penawarannya berturut-turut adalah D1 da S1. Berdasarkan pemisalan ini pada mulanya keseimbangan dicapai pada titik E1. Sesuai dengan sifat permintaan dan penawaran barang industri maka kedua kurva tersebut adalah relatif lebih elastis. Apabila berlaku kemerosotan ekonomi, perubahan permintaan keatas barang industri telah memindahkan kurva permintaan dari D1 menjadi d1. Maka keseimbangan yang baru adalah pada e1, yang berarti harga telah turun ke P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang menjadi Q1.
c.Permintaan, pendapatan dan penggunaan tenaga kerja
Dengan menggunakan perubahan harga mempengaruhi pendapatan dan penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan menghasilkan barang industri dan barang pertanian. Terlebih dahulu akan diperhatikan keadaan yang wujud dalam kegiatan yang menghasilkan barang pertanian.
Telah diterangkan bahwa perubahan permintaan dari Dp menjadi dptelah menyebabkan keseimbangan pindah dari Ep menjadi ep. Dengan demikian pendapatan produsen barang pertanian menurun dari sebanyak yang ditunjukan kotak OQEPP menjadi seperti yang ditunjukan oleh kotak OQePP1. (catatan: pendapatan produsen/penjual adalah sama dengan harga dikali dengan jumlah barang yang diperjualbelikan). Kedua kotak tersebut menggambarkan hasil perkalian antara harga dan jumlah barang pertanian yang diperjualbelikan.
Jelas kelihatan bahwa pendapatan produsen barang pertanian mengalami pengurangan yang besar sebagai akibat dari permintaan yang merosot. Pengurangan pendapatan yang besar tersebut terutama disebabkan oleh harga yang sangat merosot dan bukan karena produksi yang sangat besar penurunannya.produksi mengalami penurunan yang relatif sedikit, yaitu dari Q ke Q1. Kalau produksi tidak banyak berubah maka maka tenaga kerja yang digunakan juga tidak banyak berubah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pertanian perubahan permintaan lebih mempengaruhi pendapatan daripada kesempatan kerja.
Adakah perubahan permintaan menimbulkan akibat yang sama keatas kegiatan menghasilkan barang industr?. Perubahan permintaan dari D1menjadi d1 menyebabkan perubahan keseimbangan dari E1 menjadi e1. Dengan demikian pendapatan dari penjualan barang industri berkurang dari seperti ditunhukan oleh kotak OQE1P menjadi yang ditunjukan oleh kotak OQe1P1.
Jelas dapat dilihat bahwa walaupun pendapatan dari penjualan hasil industri berkurangtetapi pengurangan itu tidaklah sebesar pengurangan pendapatan produsen barang pertanian. Disamping itu dapat pula dilihat bahwa penurunan pendapatan dan hasil penjualan tersebut terutamadisebabkan oleh kemerosotan produksi barang industri, yaitu Q menjadi Q1. Pengurangan produksi pada kegiatan menghasilkan biasanya diikuti oleh memberhentikan pekerja. Dari penjelasan ini maka kesimpulan yang dapat dibuat adalah bahwa dalam kegiatan industri perubahan permintaan lebih mempengaruhi kesempatan kerja sedangkan pendapatan (terutama pendapatan tiap pekerja) tidak mengalami perubahan sebesar pada sektor pertanian.
MENSTABILKAN HARGA DAN PENDAPATAN PERTANIAN
Untuk menstabilkan harga dan pendapatan produsen hasil pertanian berbagai negara melakukan campur tangan dalam penentuan produksi dan harga. Campur tangan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara.
I. Membatasi (menentukan quota) tingkat produksi yang dapat dilakukan tiap-tiap produsen.
II. Melakukan pembelian-pembelian barang yang ingin distabilkan harganya di pasaran bebas.
III. Memberikan subsidi kepada para produsen apabila harga pasar adalaah lebih rendah daripada harga yang dianggap sesuai oleh pemerintah.
I. Membatai jumlah produksi
Untuk menjaga agarproduksi tidak mencapai tingkat yang berlebihan, sehingga menimbulkan masalah-masalah yng menyebabkan kemerosotan pendapatan produsen hasil pertanian, pemerintah dapat membatasi jumlah produksi yang dibenarkan dicapai para produsen. Bagaimana kebijakan itu dilaksanakan dan bagaimana akibatnya kepada produksi dan harga. Tanpa adanya campur tangan pemerintah, permintaan dan penawaran keatas sesuatu hasil pertanian berturut-turut ditunjukan oleh inetraksi antara permintaan dan penawaran, maka harga yang tercapai adalah P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan Q1.
Misalkan harga yang tercapai dalam pasar bebas ini tidak memuaskan petani dan pemerintah, sebab dianggap harga tersebut terlalu rendah. Harga yang dianggap memadai adalah yang akan memberikan pendapatan yang lumayan kepada para petani, yaitu P2. Apabila permintaan adalah tetap seperti yang ditunjukan oleh kurva DD maka harga P2 hanya akan wujudapabila penawaran adalah seperti yang ditunjukan oleh Sq. Dengan demikian barang yang sebaiknya diproduksikan dan diperjualbelikan haruslah sebesar Q2. Ini berarti para petani seara keseluruhan memproduksi tidak lebih dari Q2. Tanpa adanya pembatasan produksi, pada harga P2 para petani akan memproduksi sebanyak Q3. Tujuan dari kebijakan pembatasan produksi adalah untuk menghalangi petani memproduksi lebih daripada Q2.
Kebijakan membatasi produksi, kalau dibandingkan dengan penentuan produksi secara pasar bebas menimbulkan dua macam perubahan berikut : (i) harga barang naik, tetapi ini dapat mempengaruhi pendapatan para petani? Apakah pendapatan petani akan bertambah atau berkurang, setelah kebijakan membatasi tingkat produksi dilakukan, tergantung kepada elastisitas permintaan diantara titik E2 dan E1. Apabila diantara kedua titik tersebut permintaan permintaan bersifat tidak elastis maka kebijakan membatasi produksi akan menaikan pendapatan para petani. Maka dapatlah dibuat kesimpulan bahwa kebijakan membatasi produksi dengan tujuan untuk menaikan pendapatan para petani akan mencapai sasrannya hanya apabila permintaan terhadap barang yang dibatasi produksinya adalah tidak elastis.
II. Campur tangan dalam jual beli
Cara lain yang dapat dilaksanakan pemerintah untuk menstabilkan harga dan menjaga agar petani menerima harga yang wajar adalaha dengan melakukan jual beli hasil pertanian yang harganya akan distabilkan. Untuk melakukan campur tangan ini pemerintah perlu mendirikan badan yang akan melakukan jual beli barang dan menyimpasn stok barang yang akan diperjualbelikan. Dalam persoalan ini akan dianalisis dua keadaan berikut:
i. Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang ditemukan oleh pasar bebas.
ii. Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang lebih tinggi dari harga keseimbangan pasar bebas.
2.1 Menstabilkan harga pada keseimbangan pasar bebas
Dalam kebijakan ini yang diusahakan pemerintah adalah: “didalam jangka panjang tingkat harga adalah sama dengan harga keseimbangan ang ditentukan dalam pasar bebas”. Jadi pada hakikatnya pemerintah berpendapat bahwa harga yang ditentukan oleh pasar bebas sudah cukup wajar dan tidak perlu diubah. Yang diusahakan pemerintah adalah agar dalam jangka panjang harga dapattetap dipertahankan. Untuk melihat bagaimana kebijakan menstabilkan harga seperti yang dinyatakan diatas dilaksanakan.
Kurva DD dan SS berturut-turut adalah permintaan dan penawaran dipasar. Maka keseimbangan dicapai pada titik E, harga keseimbngan pasar bebas adalah P dan jumlah yang diperjualbelikan adalah Q. Pemerintah merasa bhwa harga keseimbangan ini merupakan harga yang wajar dan berusaha menjaga agar dalam jangka panjang harga tersebut dapat dipertahankan. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah melakukan jual beli dipasar.
Apabila produksi mencapai Q2 maka harga cendrung mencapai tingkat yang lebih rendah daripada P. Untuk menghindari kemerosotan harga ini maka pemerintah akan membeli sebanyak QQ2 pada harga sebesar P dan menyimpan barang tersebut. Sebaliknya, jika produksi hanya mencapai Q1 maka harga cendrung menjadi cbertambah tinggi. Pemerintah akan mencegah hal ini dengan menjual stoknya sebanyak Q1Q. Dengan demikian pada hakikatnya campur tangan pemerintah dalam bentuk menjual atau membeli barang yang ingin distabilkan harganya telah menyebabkan permintaan keatas barang itu berubah dari DD menjadi D1D1.
Bagaiman akibat kejikan ini kepada pendapatan petani? Adakah akan stabil? Ternyata tidak. Kebijakan ini hayna menstabilkan harga sedangkan pendapatan petani menjadi sangat tidak stabil. Pada waktu produksi tinggi, pendapatan petani juga tinggi dan pada waktu produksi rendah, pendapatan petani juga rendah. Keadaan ini dapat dengan jelas dilihat dalam Gambar 1.5. pada waktu produksi Q1, pendapatan para petani hanya OQ1E1P. Sedangkan pada waktu produksi Q2 pendapatan para petani berjumlah OQ2E2P.
Campur tangan dalam jual beli yang bagaimanakah dapat menjamin agar pendapatan para petani tetap stabil? Dalam bab 5 telah diterangkan bahwa hasil penjualan akan tetap besarnya apabila elastisitas permintaan adalah uniter (elastisitas=1). Untuk menstabilkan pendapatan petani maka kebijakan jual beli pemerintah haruslah membuat perubahan terhadap tingkat harga pada presentasi yang sama dengan perubahan produksi. Sekiranya produksi naik 10 persen maka harga harus diturunkan 10 persen juga dan sekiranya produksi turun 10 persen maka pemerintah perlu berusaha agar harga mengalami kenaikan sebesar 10 persen. Dengan demikian, sesudah pemerintah melakukan campur tangan, elastisitas permintaan yang dihadapi petani haruslah bersifat uniter. Untuk mencapai tujuan ini maka tingkat harga perlu disesuaikan dengan peerubahan produksi. Kebijakan menstabilkan harga tidaklah harus dilakukan secara kaku (rigid) tetapi perlu dibuat secara lebih fleksibel. Sampai kebatas-batas tertentu, perlu terdapat kebebasan perubahan harga.
Menetapkan harga yang lebih tinggi dari pada harga keseimbanganApabial didalam pasar tidak terdapat campur tangan pemerintah, keseimbangan dicapai pada titik E – pada harga sebesar P dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah sebanyak Q. Jika pemerintah merasa harga P terlalu rendah, kebijakan harga minimum akan dijalankan dan harga akan ditetapkan pada Pm. Dengan kebijakan ini maka pemerintah telah mengubah permintaan dalam pasar dari DD menjadi D1D1. Akibat kenaikan harga tersebut maka pembeli hanya bersedia membeli sebanyak Q2sedangkan penjual menawarkan sebanyak Q1. Maka dipasar akan terjadi kelebihan penawaran yang wujud tersebut pada harga Pm.
Satu masalah penting yang akan timbul dalam menjalankan kebijakan penetapan harga di tas harga keseimbangan adalah masalah stok surplus produksi yang terus-menerus bertamabah tinggi. Sekiranya setiap tahun pemerintahperlu membeli kelebihan penawaran maka dari tahun ketahun stok surplus produksi akan bertambah banyak. Kalau barang ini ditawarkan kembali ke pasar maka tindakan tersebut akan menurunkan harga. Cara yang dapat dilakukan agar harga tetap pada tingkat yang ditentukan adalah dengan melakukan kebijakan membuang atau menghancurkan kelebihan produksi yang dibeli pemerintah ataupun dengan cara mengekspor kelebihan produksi itu keluar negeri.
III. Menstabilkan pendapatan dengan subsidi
Masalah yang diterangkan diatas, yaitu stok kelebihan produksi yang terus menerus bertambah akibat dari pembelian atas harga keseimbangan, dapat dihindari dengan cara memberi subsidi pendapatan kepada para petani. Dalam kebijakan ini, pemerintah tidak menentukan harga pasar tetapi menetapkan harga jaminan yang akan diterima petani untuk setiap produksinya. Harga jaminan adalah lebih tinggi dari harga keseimbangan yang dicapai dipasar. Jumlah subsidi yang akan diberikan pemerintah untuk setiap unit produksi adalah sebesar perbedaan antara harga jaminan dan harga keseimbangan.
Akibat dari kebijakan memberi subsidi kepada pendapatan petani dan harga dapat dilihat dalam gambar 1.7. Tanpa campur tangan pemerintah maka keseimbangan akan dicapai pada titik E dan harga pasar adalah sebesar P. Karena harga ini dianggap tidak memberi pendapatan yang memadai kepada para petani maka pemerintah perlu menentukan harga jaminan sebesar P2. Akibat kebijakan harga jaminan yang lebih tinggi itu maka penawaran bertambah dari Q menjadi Q1 dan kurva penawaran berubah dari SS menjadi S1S1. Akibatnya, kedudukan keseimbangan di pasar berubah dari E menjadi E1. Berarti harga pasar barang tersebut menurun menjadi P1.
Keseimbangan baru ini menunjukan bahwa kebijakan subsidi pendapatan dapat petani dari penjualan kepasar sangat sedikit sekali, yaitu sebesar OQ1E1P1 dan oleh karena itu untuk mempertahankan pendapatan mereka pada tingkat yang dikehendakimaka subsidi pemerintah diperlukan. Dalam gambar 1.7 besarnya subsidi pemerintah adalah P1E1E2P2 dan dengan demikian pendapatan yang diterima para petani adalah OQ1E2P2.
KEBIJAKAN HARGA MAKSIMUM
Di dalam masa perang atu ketidak stabilan politik dan kadang kadang juga dalam masa damai, adakalanya timbul keadaan di mana penawaran adalah terbatas sedangkan permintaan jauh lebih besar. Dalam pasar bebas, keadaan itu akan menyebabkan harga keseimbangan mencapai tingkat yang lebih jauh lebih tinggidari harga yang wajar. Di bawah ini di uraikan cirri-ciri kebijakan maksimum dan implikasinya.
a. Ciri-ciri kebijakan harga maksimum
Dalam pasar bebas, permintaan dan penawaran akan menentukan tingkat harga yang berlaku di pasar. Harga yang yang di tetapkan oleh pasar bebas itu adalah terlalu tinggi dan menimbulkan implikasi yang buruk pada kegiatan ekonomi secara keseluruhan.atau sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.
Tanpa adanya campuran pemerintah keseimbangan akan tercapai pada E, di mana harga dalam pasar bebas adalah sebesar P dan barang yang di perjual belikan sebanyak Q, harga sebesar P di anggap pemerintah terlalu tinggi dan mendorong pemerintah menjalankan kebijakan harga maksimum. Misalkan harga maksimum tersebut di tetapkan pada Pm dan padaHarga tersebut jumlah yang di tawarkan para penjual adalah Q2sedangkan jumlah yang di minta pembeli adalah Q1. dengan demikian kebijakan harga maksimum menimbulkan kelebihan permintaan sebanyak Q2Q1.
b. Implikasi kebijakan harga maksimum
Karena kebijakan maksimum menyebabkan wujudnya kelebihan permintaan maka kebijakan seperti itu berkecenderungan untuk menciptakan pasar gelap.yaitu kegiatan jual beli yang di lakukan tidak secara terbuka dan bertentangan dengan kebijakan harga maksimum yang di harapkan. Kalau semua barang yang tersedia di jual belikan kembali ke pasar gelap maka harga akan mencapai P1.
pemerintah tidak dapat menghindari kecenderungan ini maka kebijakan harga maksimum dapat di pandang dan tidak menemui sasarannya. Adalah lebih baik menentukan harga dengan mekanisme pasar karena dengan cara demikian harga akan lebih rendah dari P1 (yaitu hanya mencapai P) dan jumlah barang yang di perjual belikan banyak (yaitu sebanyak Q) kalau di pasar gelap mencapai P1 maka pendapatan yang di terima oleh para penjual di pasar gelap adalah sebesar Pm ABP1.
Cara untuk mengurangi pasar gelap adalah dengan mengenakan hukuman atau denda yang berat pada pihak-pihak yang melakukannya. Tindakan yang lain tidak terlalu drastis adalah melaksanakan penjatahan, yaitu pembeli di perbolehkan membeli sejumlah tertentu saja dan jumlah ini adalah kurang dari yang di inginkannya.
Kelebihan permintaan yang wujud adalah sebagai akibat kebijakan maksimum akan terus menerus bartambah besar dari waktu kewaktu. Maka dari itu pasar besar akan semakin meluas dan jurang antara harga pasar gelap dan harga maksimum yang di tetapkan menjadi semakin besar.akhirnya keburukan yang di timbulkan oleh pasar gelap adalah lebih besar dari kebaikan yang di peroleh dari kebijakan harga maksimum. Akibat yang seperti ini akan mendorong pemirintah untuk meninjau kembali kebijakan harga maksimum yang dijlankannya.
PENGARUH PAJAK PENJUALAN
Pajak penjualan adalah pajak yang dikenakan oleh pemerintah dan dibayar pada waktu jual beli keatas barang-barang yang dikenakan pajak penjualan itu dilakukan. Pada umumnya pajak penjualandikenakan dalam bentuk suatu presentasi tertentu dari hasil penjualan. Misalkan, pajak penjualan adalah 10% dari harga atau hasil penjualan. Pungutan pajak penjualan akan menyebabkan para pembeli harus membayar lebih tinggi untuk memperoleh barang-barang yang dikenakan pajak tersebut. Dalam analisis dapat ditunjukan bahwa pajak penjualan tersebut tidak seluruhnya dibayar oleh pembeli. Sebagian dari pajak penjualan yang dikenakan akan dipikul oleh para penjual. Pembagian beban pajak antara pembeli dan penjual dinamakan insiden pajak atau tax insidance. Analisis mengenai insiden pajak akan memberikan suatu gambaran tentang besarnya proporsi pajak penjualan yang akan yang akan ditanggung oleh penjual dan pembeli. Untuk menganalisis insiden pajak perlu dilihat proporsi beban pajak diantara pembeli dan penjual pada masing-masing keadaan berikut.
EFEK SUBSIDI PEMERINTAH
Untuk melihat bagaimana subsidi dapat member manfaat kepda pembeli dan penjual akan digunakan cara yang sama seperti melihat akibat pajak penjualan terhadap mereka. Tentu saja bentuk analisis harus disesuaikan dengan bentuk perubahan yang terjadi. Subsidi adalah pemberian pemerintah kepada produsen untuk mengurangi biaya produksi yang ditanggung produsen. Artinya, ia dapat dipandang sebagai kebalikan dari pajak penjualan karena subsidi dapat menuirunkan harga. Sampai di mana besarnya keuntungan yang diperoleh pembeli dengan adanya subsidi adalah bergantung kepada besarnya penurunan harga yang akan berlaku.
SUBSIDI DAN ELASTISITAS PERMINTAAN
Sebelum ada subsidi tingkat keseimbangan ini menunjukan harga adalah P dan jumblah barang yang di perjualbelikan adalah Q. Subsidi sebesar R akan bergeser kurva penawaran dari SS menjadi S₁S₁ dan keseimbangan bergeser pula kepada E₁. Sekarang harga adalah P₁ dan jumlah barang yang di perjualbelikan Q₁. Dengan cara yang sama,analisis terhadap keadaan akan menunjukan bahwa subsidi sebesar R akan akan menyebabkan harga turun dari P kepada P₁.dan jumlah barang yang akan diperjualbelikan akan meningkat dari Q menjadi Q₁. berdasarkan analisis ini,kesimpulan yang dapat dibuat mengenai subsidi adalah:
· Semakin elastis permintaan, semakin besar bagian dari subsidi yang akan diperoleh penjual.
· Semakin elastis permintaan, semakin banyak pertambahan jumlah barang yang diperjualbelikan.
SUBSIDI DAN ELASTISITAS PENAWARAN
Pengaruh elastisitas penawaran kepada bagian subsidi yang di terima pembei dan penjual. Mmisalkan keseimbangan permulaan adalah pada tingkat E dimana harga adalah P dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah Q. Misalkan jumlah subsidi pemerintah adalah sebesar R dan ini menyebabkan kurva penawaran bergeser menjadi S₁S₁ dan keseimbangan yang baru adalah E1. Berarti, harga telah turun menjadi P1dan jumlah barang yang diperjualbelikan telah naik menjadi Q1.
KESIMPULAN
1.Analisis dengan menggunakan teori permintaan dan penawaran akan dapat membantu memahami peristiwa-peristiwa ekonomi dalam masyarakat dan fakto-faktor yang menimbulkan keadaan yang berlaku. Dalam bab ini akan di perhatikan hal-hal berikut: masalah sector pertanian dalam jangka panjang dan jangka pendek, beberapa kebijakan pemerintah di sector pertanian,dan efek pajak penjualan dan subsidi kepada keseimbangan permintaan dan penawaran.
2.Dalam jangka panjang,di Negara-negara,perkembangan sector pertanian dipengaruhi oleh dua factor berikut: walaupun pendapat meningkat dengan pesat,tetapi permintaan terhadap permintaan terhadap barang pertanian sangat lambat peningkatannya;dan teknologi di sector pertanian berkembang dengan pesat dan meningkatkan produktivitas.Kedua factor tersebut menyebabkan semakin sedikit penduduk yang bekerja di sector pertanian dan harga barang pertanian berkembang dengan lambat.
3.Permintaan dan penawaran barang-barang pertanian yang bersifat elastis. Oleh sebab itu dalam perubahann dalam permintaan dan penawaran akan menimbulkan fluktuasi harga yang sangat tinggi, dan fluktuasi pendapatan petani yang sangat besar
4.Masalah di sector pertanian menimbulkan implikasi yang buruk kepada taraf kemakmuran penduduk yang menjalankan kegiatan di sector tersebut. Disamping itu perkembangan pendapatannya jauh tertinggal dengan penduduk di sekto lain. Untuk mengatasi persoalan ni pemerintah Negara maju melakukan berapa bentuk campur tangan yang bertujuan mengstabilkan harga,menstabilkan dan meningkatkan pendapatan para petani. Kebijakan tersebut adalah membatasi produksi pertanian,dan melakukan campur tangan dengan jual bali hasil pertanian. Campur tangan hasil jual beli dalam pertanian meliputi tiga langka berikut:mengstabilkan haraga pada harga keseimbangan melalui hasil jual beli hasil pertanian,menetapkan haraga minimum, dan memberikan subsidi kepada petani.
5. Campur tangan pemerintah dalam mempengaruhi harga jual dilakukan diluar sector pertanian. Contohnya adalah kebijakan pemerintah membatasi tingkat sewa rimah(di Negara maju) dan membatasi harga sesuatu barang (seperti harga bensin). Kebijakan menekan harga ini dinamakan kebijakan harga maksimum. Apabila tidak dikendalikan atau diatur dengan baik,kebijakan harga maksimum dapat menimbulkan pasar gelap.
6.Disetiap perekonomian pemerintah akan memungut cukai penjualan dan member subsidi. Kedua-dua kebijakan pemerintah tersebut akan mempengaruhi keseimbangan pasar dari barang yang harus membayar pajak penjualan atau menerima subsidi. Sebagai akibat pajak penjualan,harga meningkat dan jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang. Kenaikan harga akan ditanggung bersama,yaitu oleh penjual dan pembeli dan dinamakan beban pajak. Subsidi akan menurunkan harga dan menambah kualitas barang yang di jual. Subsidi akan dinikmati bersama, yaitu oleh penjual maupun pembeli.
DAFTAR PUSTAKA
http://ressinatasumanda.blogspot.co.id/2014/03/aplikasi-teori-permintaan-dan-penawaran.html